Written By Unknown on Tuesday, October 28, 2014 | 11:54 AM

Bulan Muharam merupakan bulan berkah dan rahmat kerana dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharam juga merupakan bulan yang penuh sejarah, di mana banyak peristiwa yang terjadi sebagai petunjuk kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-nya.

Pada bulan ini juga, Allah mengaruniakan mujizat kepada Nabi-Nabi-nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpah kurnianya yang terbesar yaitu ampunan dan keridhaan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran kepadanya, maka hamba-hambanya melakukan ibadah mereka (antara mereka dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum dapat lagi membalas kurniaan Allah yang sungguh bernilai.

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan sebagaimana ketetapan Allah di ketika Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang 4 itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahawasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Surah at-Taubah: 36)

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Waktu itu telah berputar sebagaimana biasa sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan, di antaranya 4 bulan haram. 3 bulan berturut-turut, iaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu lagi adalah Rejab yang terletak di antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR.Bukhari)

Bulan Muharram adalah bulan yang mulia dan ia memiliki keutamaannya yang tersendiri. Nabi SAW menyatakan bulan Muharram adalah bulan Allah, dan puasa yang yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. 
Sabda Nabi SAW:

Puasa yang paling afdhal setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah bulan al-Muharram. Dan solat yang paling afdhal setelah solat yang difardhukan adalah solat di malam hari.” (HR.Muslim)

Dalil-dalil ini semuanya menunjukkan kemuliaan di bulan Haram, terutamanya di bulan Muharram. Selain itu, di dalamnya turut ditegaskan lagi akan larangan menganiaya diri. Ini menunjukkan perbuatan maksiat di bulan haram lebih diharamkan lagi berbanding bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amalan soleh pula akan diberikan ganjaran yang besar.

Hikmah Bulan Haram

Di antara hikmah dijadikan empat bulan haram di mana tiga bulan secara berturut-turut dan satu bulan lagi dengan menyendiri adalah bagi memberi ketenangan kepada umat Islam yang melaksanakan ibadah haji. Iaitu bulan Dzulqa’dah merupakan satu bulan pertama sebelum bermulanya bulan haji. Seterusnya bulan Dzulhijjah di mana umat Islam disibukkan dengan ibadah haji dan melaksanakan manasiknya. Kemudian dijadikan bulan yang seterusnya juga sebagai bulan haram, iaitu Muharram supaya pada bulan tersebut mereka dapat kembali ke wilayah atau negara mereka masing-masing yang saling berjauhan secara aman.

Manakala bulan Rejab yang berada di pertengahan tahun pula adalah supaya pada bulan tersebut umat Islam di sekitar Jazirah Arab dapat mengunjungi Ka’bah dan melaksanakan umrah dengan aman.

Ini adalah kerana di dalam bulan-bulan haram, umat Islam diharamkan untuk berperang melainkan sekiranya umat Islam lebih dahulu diserang atau diperangi. Pada ketika umat Islam lebih dahulu diserang, mereka dibolehkan untuk mempertahankan diri serta membuat serangan balas.

Amalan Sunnah di Bulan Muharram

Di antara amalan sunnah yang disebutkan secara khusus pada bulan Muharram adalah berpuasa sunnah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas, puasa yang paling afdhal setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. Maksud puasa dalam hadis tersebut adalah puasa sunnah secara umum. Memperbanyakkan amalan puasa sunnah dalam bulan Muharram terutamanya pada hari yang ke sepuluh Muharram adalah termasuk sunnah-sunnah yang sangat dianjurkan.

Said bin Jubair dari Ibnu Abbas r.a berkata:

“Nabi tiba di Madinah dan beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa ‘Asyura (hari ke sepuluh Muharram).” Nabi bertanya, “Puasa apakah ini?
Orang-orang menjawab, “Hari ini adalah hari yang baik, iaitu hari di mana Allah telah menyelamatkan bani Isra’el dari kejahatan musuhnya, maka Musa pun berpuasa sebagai tanda syukur beliau kepada Allah. Dan kami pun turut serta berpuasa.”
Nabi SAW pun berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kamu semua.” Akhirnya Nabi pun berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa.” (HR.Bukhari)

Do'a Hari Asyura' (Muharram)
"Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan adalah Allah sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik Penanggung dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh timbangan dan sepenuh ilmu, sepenuh ridla dan timbangan ‘Arsy, tidak ada tempat berlari dan tidak ada tempat berlindung dari Allah kecuali kepada-Nya, Maha Suci Allah sebanyak hitungan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat-kalimat Allah yang sempurna semuanya. Kami mohon kepada-Mu keselamatan dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan yang Maha Penyayang diantara para penyayang, dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan cukuplah Dia Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik Penanggung dan sebaik-baik Penolong. Shalawat dan salam Allah semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya."

Semoga Bermanfaat

G+

Anda baru saja membaca artikel tentang Do'a dan Puasa di Bulan Muharram. Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Rahasia Doa
feedburner

0 comments:

Post a Comment

Rahasia Doa © 2014. All Rights Reserved.
Template SimpleCips By SEOCIPS.COM , Powered By Blogger