Doa merupakan senjata
bagi orang mukmin, ia penghilang kegalauan, pelenyap kesusahan dan solusi jitu
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup, karena memang pada saat berdoa
kita sedang memohon kepada Allah sang Penguasa dan Pemiliki seluruh jagad raya
ini; di tangan-Nya lah segala perbendaharaan langit dan bumi.
Pada tulisan saya kali ini saya akan membahas
tentang hari Jum’at, yang mana hari jumat adalah di mana pada
hari tersebut Allah akan mengabulkan doa orang yang meminta kepada-Nya. Doa
yang dipanjatkan pada saat itu mustajab (mudah dikabulkan) karena bertepatan dengan waktu
pengabulan doa.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah membicarakan tentang hari Jum’at lalu
beliau bersabda:
“Pada hari itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang
hamba muslim shalat berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat
itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan
tangannya, -yang kami pahami- untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat
singkat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut ini ada uraian dua
pendapat tentang waktu mustajab pada hari Jum’at:
1.waktu mustajab
itu dimulai sejak duduknya imam di atas mimbar sampai shalat selesai. Hujjah
dari pendapat ini adalah hadits Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari, dia
bercerita, “Abdullah bin Umar pernah berkata kepadaku, ‘Apakah engkau pernah
mendengar ayahmu menyampaikan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai satu waktu yang terdapat pada hari
Jum’at?’ Aku (Abu Burdah) menjawab, “Ya, aku pernah mendengarnya berkata, ‘Aku
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Saat itu berlangsung antara
duduknya imam sampai selesainya shalat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
2.waktu
mustajab berada di akhir waktu setelah shalat Ashar.
Hadits
yang menerangkan hal ini cukup banyak, di antaranya :
Abdullah
bin Salam berkata, “Aku berkata, ‘Sesungguhnya kami mendapatkan di dalam
Kitabullah bahwa pada hari Jum’at terdapat satu saat yang tidaklah seorang
hamba mukmin bertepatan dengannya lalu berdoa memohon sesuatu kepada Allah,
melainkan akan dipenuhi permintaannya.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan dengan tangannya bahwa itu hanya
sesaat. Kemudian Abdullah bin Salam bertanya,‘kapan saat itu berlangsung?’ beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Saat itu berlangsung pada akhir waktu siang.” Setelah itu Abdullah bertanya lagi, ‘Bukankah saat itu bukan waktu
shalat?’ beliau
menjawab,
“Benar, sesungguhnya seorang
hamba mukmin jika mengerjakan shalat kemudian duduk, tidak menahannya kecuali
shalat, melainkan dia berada di dalam shalat.” (HR. Ibnu Majah dan Syaikh Al-Albani
menilainya hasan shahih).
Abu
Hurairah Ra berkata, “Suatu
ketika saya keluar menuju sebuah bukit, lalu saya berjumpa dengan Ka’ab
Al-Ahbar, maka saya pun duduk-duduk bersamanya. Lantas, ia menceritakan perihal
kitab Taurat kepada saya, dan saya pun menceritakan perihal Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam kepadanya.
Di
antara perkara yang saya ceritakan kepadanya ialah, ketika itu saya mengatakan,
bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baik hari yang disinari matahari ialah hari Jum’at –sampai
pada sabda beliau- ‘Di dalamnya terdapat satu waktu, tidaklah seorang muslim melakukan
shalat bertepatan dengan waktu tersebut, lalu ia memohon sesuatu kepada Allah
melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya itu.”
Ka’ab
berkata, ‘Apakah yang demikian itu berlangsung
satu hari dalam setahun?’, maka, saya menjawab, ‘Bukan, tetapi dalam setiap hari Jum’at.’ Lantas,
Ka’ab pun membaca kitab Taurat, lalu ia berkata, ‘Rasulullah benar’
Abu
Hurairah melanjutkan, “Lalu saya berjumpa dengan Bashrah bin Abu Bashrah
Al-Ghifari. Lantas, ia bertanya kepada saya. ‘Dari mana Anda tadi?’ saya menjawab, ‘Dari sebuah bukit’ maka ia berkata, ‘Kalau saja saya berjumpa dengan Anda sebelum Anda keluar ke sana,
maka saya tidak akan keluar. Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Tidak boleh
bepergian (dalam rangka beribadah) kecuali ke tiga masjid: masjidil Haram,
masjidku ini (masjid Nabawi), dan masjid Elia (masjil Aqsha di Baitul Maqdis).
Ia ragu.’
Abu
Hurairah berkata, “Saya kemudian berjumpa dengan Abdullah bi Salam. Maka saya
pun menceritakan perihal perbincangan saya dengan Ka’ab Al-Ahbar kepadanya, dan
mengenai apa yang saya ceritakan kepadanya tentang hari Jum’at.”
Saya
–Abu Hurairah- berkata, “Ka’ab mengatakan bahwa yang
demikian itu terjadi satu hari dalam setahun.”
Abu Hurairah melanjutkan, “Abdullah bin
Salam berkata, ‘Ka’ab telah berbohong.’,
lalu saya mengatakan, ‘Kemudian Ka’ab membaca kitab Taurat, dan berkata, ‘Ya, benar, yang dimaksud ialah pada setiap hari Jum’at.’ Maka,
Abdullah bin Salam berkata, ‘Ka’ab benar.’ Selanjutnya, Abdullah bin Salam
mengatakan, ‘Sesungguhnya saya mengetahui
persis mengenai waktu yang dimaksud itu?’
Abu
Hurairah berkata, “Saya berkata kepadanya, ‘Beritahukan kepada saya tentang waktu itu, dan jangan sekali-kali
kamu menyembunyikannya terhadap saya.’ Maka, Abdullah bin
Salam berkata, ‘Waktu yang dimaksud adalah
waktu yang akhir pada setiap hari Jum’at.’
Abu
Hurairah berkata, “Lantas, saya bertanya, ‘Bagaimana mungkin kalau waktu yang dimaksud ialah saat-saat yang
terakhir pada hari Jum’at, sementara Rasulullah sendiri telah bersabda, “Tidaklah seorang muslim menjumpainya, di kala ia sedang melakukan
shalat…; sementara waktu yang kamu sebutkan itu ialah waktu yang tidak boleh
melakukan shalat?’
Lantas,
Abdullah bin Salam menjawab,
‘Bukankah Rasulullah juga telah
bersabda, ‘Barangsiapa yang duduk pada suatu majelis sambil menunggu-nunggu
shalat, maka ia itu berada dalam kondisi melakukan shalat hingga ia benar-benar
melaksanakan shalat?’.”
Abu
Hurairah berkata, “Saya berkata, ‘Ya, tentu.’ Abdullah
bin Salam berkata, ‘Ya, itulah waktu yang
dimaksud’.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Abu Isa
berkomentar hadits hasan shahih, sedangkan Al-Albani berkomentar hadits shahih.)
Jadi,
mari tetap memuliakan dua waktu tersebut dengan banyak-banyak berdoa, karena
doa kita pasti dikabulkan, entah kapan; diijabahi langsung, atau dihindarkan dari
bahaya yang setara dengan doanya, atau sebagai penghapus dosa, atau menjadi
simpanan di akhirat kelak. Wallahu A’lam bish Shawab.
Manfaatkan Waktu Mustajab pada Hari Jum’at. Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel terbaru dari Rahasia Doa
Anda baru saja membaca artikel tentang
terima kasih artikelnya, http://www.loketpembayaranresmi.com/
ReplyDelete